Abu Abdullah Muhammad
bin Battutah (24 Februari 1304 – 1368 atau 1377) adalah seorang
pengembara Berber Maroko. Atas dorongan Sultan Maroko, Ibnu Batutah
mendiktekan beberapa perjalanan pentingnya kepada seorang sarjana
bernama Ibnu Juzay, yang ditemuinya ketika sedang berada di Iberia.
Meskipun mengandung beberapa kisah fiksi, Rihlah merupakan catatan
perjalanan dunia terlengkap yang berasal dari abad ke-14.Pencapaian Ibnu
Battuta yang luar biasa itu, konon dirampas dan disembunyikan Kerajaan
Prancis saat menjajah benua Afrika.
”Aku tinggalkan Tangier, kampung halamanku, pada Kamis 2 Rajab 725 H/ 14
Juni 1325 M. Saat itu usiaku baru 21 tahun empat bulan. Tujuanku adalah
menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci di Makkah dan berziarah ke makam
Rasulullah SAW di Madinah,’‘ kisah Ibnu Battuta – pengembara dan
penjelajah Muslim terhebat di dunia — membuka pengalaman perjalanan
panjangnya dalam buku catatannya, Rihla.
Dengan penuh kesedihan, ia meninggalkan orangtua serta sahabat
sahabatnya di Tangier. Tekadnya sudah bulat untuk menunaikan rukun iman
kelima. Perjalananya menuju ke Baitullah telah membawanya bertualang dan
menjelajahi dunia. Seorang diri, dia mengarungi samudera dan menjelajah
daratan demi sebuah tujuan mulia.
”Kehebatan Ibnu Battuta hanya dapat dibandingkan dengan pelancong
terkemuka Eropa, Marcopolo (1254 M -1324 M),” ujar Sejarawan Brockelmann
mengagumi ketangguhan sang pengembara Muslim itu. Selama hampir 30
tahun, dia telah mengunjungi tiga benua mulai dari Afrika Utara, Afrika
Barat, Eropa Selatan, Eropa Timur, Timur Tengah, India, Asia engah, Asia
Tenggara, dan Cina.
Perjalanan panjang dan pengembaraannya mengelilingi dunia itu mencapai
73 ribu mil atau sejauh 117 ribu kilometer. Tak heran, bila kehebatannya
mampu melampaui sejumlah penjelajah Eropa yang diagung-agungkan Barat
seperti Christopher Columbus, Vasco de Gama, dan Magellan yang mulai
berlayar 125 setelah Ibnu Battuta.
Sejarawan Barat, George Sarton, mencatat jarak perjalanan yang ditempuh
Ibnu Battuta melebihi capaian Marco Polo. Tak heran, bila Sarton
geleng-geleng kepala dan mengagumi ketangguhan seorang Ibnu Battuta yang
mampu mengarungi lauatan dan menjelajahi daratan sepanjang 73 ribu mil
itu. Sebuah pencapaian yang tak ada duanya di masa itu.
Lalu siapakah sebenarnya pengembara tangguh bernama Ibnu Battuta itu?
Pria kelahiran Tangier 17 Rajab 703 H/ 25 Februari 1304 itu bernama
lengkap Muhammad bin Abdullah bin Muhammad bin Ibrahim At-Tanji,
bergelar Syamsuddin bin Battutah. Sejak kecil, Ibnu Battuta dibesarkan
dalam keluarga yang taat menjaga tradisi Islam. Ibnu Battuta begitu
tertarik untuk mendalami ilmu-ilmu fikih dan sastra dan syair Arab.
Kelak, ilmu yang dipelajarinya semasa kecil hingga dewasa itu banyak
membantunya dalam melalui perjalanan panjangnya. Ketika Ibnu Battuta
tumbuh menjadi seorang pemuda, dunia Islam terbagi-bagi atas
kerajaan-kerajaan dan dinasti. Ia sempat mengalami kejayaan Bani Marrin
yang berkuasa di Maroko pada abad ke-13 dan 14 M.
Latar belakang Ibnu Battuta begitu jauh berbeda bila dibandingkan Marco
Polo yang seorang pedagang dan Columbus yang benar-benar seorang
petualang sejati. Meski Ibnu Battuta adalah seorang teologis, sastrawan
puis,i dan cendekiawan, serta humanis, namun ketangguhannya mampu
mengalahkan keduanya.
Read more:
http://risalahal-mahdi.blogspot.com/2011/05/biografi-ibnu-batutah.html#ixzz3c5Hjq79z
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar